Tarian tradisional satu ini adalahtarian selamat datang suku Batak Karo di Sumatera Utara. Namanya ialah Tari Piso Surit.
Apakah Tari Piso Surit itu?
Tari Piso Surit ialah salah satu tarian tradisional masyarakat suku Batak Karo di Sumatera Utara. Tarian ini tergolong tarian selamat datang yang seringkali ditampilkan secara berkelompok oleh semua penari lelaki dan wanita. Tari Piso Surit ini adalahsalah satu tarian tradisional yang lumayan terkenal di Sumatera Utara, khususnya di wilayah Karo sebagai wilayah asalnya. Tarian ini sering diperlihatkan di sekian banyak acara laksana penyambutan tamu agung, acara adat, dan acara budaya.
Asal Usul Tari Piso Surit
Tidak tidak sedikit sumber yang menyatakan tentang asal awal dan sejarah Tari Piso Surit ini, sampai-sampai masih belum dapat diketahui secara pasti. Namun dari sejumlah sumber yang ada, Tari Piso Surit ini adalahtarian yang tumbuh dan berkembang di masyarakat suku Batak Karo di Sumatera Utara. Nama tarian ini dipungut dari kata “peso surit” yang dalam masyarakat Batak Karo adalahsejenis burung yang suka bernyanyi.
Fungsi Dan Makna Dalam Tari Piso Surit
Seperti yang diterangkan sebelumnya, Tari Piso Surit ini adalahjenis tarian selamat datang atau tari penyambutan. Sehingga tarian ini lebih difungsikan sebagai tarian guna menyambut tamu agung atau tamu kebesaran yang datang ke sana. Apabila disaksikan dari gerakannya, Tari Piso Surit ini mencerminkan seseorang yang menunggu kedatangan kekasihnya. Penantian itu digambarkan laksana seekor burung piso surit yang berbunyi seakan memanggil-manggil.
Pertunjukan Tari Piso Surit
Tari Piso Surit ini seringkali ditampilkan secara berkelompok antara penari lelaki dan penari wanita. Namun ada pun yang melulu menampilkan penari perempuan saja. Bagi jumlah penari seringkali terdiri dari lima pasang penari atau lebih, tergantung kumpulan masing-masing serta acara yang bakal dibawakan. Dalam pertunjukannya, penari memakai busana adat dan menari dengan diiringi oleh buaian music tradisioal.
Gerakan dalam Tari Piso Surit ini paling khas. Gerakannya ingin lemah gemulai dan tidak sedikit bagian-bagian yang seperti dilaksanakan berulang-ulang, walaupun sebetulnya berbeda. Gerakan itu diantaranya ialah gerakan kaki menjinjit, gerakan berputar, melentikan jari, gerakan naik turun, dan gerakan lainnya. Apabila diacuhkan baik-baik masing-masing gerakan dalam tarian itu tentunya mempunyai makna eksklusif di dalamnya.
Pengiring Tari Piso Surit
Dalam pertunjukannya, Tari Piso Surit seringkali diiringi oleh buaian music tradisional laksana gong, kecapi dan gedang khas Karo. Sedangkan irama yang dimaikan adalahlagu “piso surit” yang menjadi ciri khasnya. Irama lagu piso surit ini ingin mempunyai tempo yang lambat, sehingga paling sesuai dengan garakan dalam tarian tersebut.
Kostum Tari Piso Surit
Untuk kostum yang dipakai para penari dalam peragaan Tari Piso Surit ini biasanya ialah busana adat Karo, menyeluruh dengan “uis” atau kain khas Karo. Bagi penari pria seringkali menggunakan baju kemeja panjang dan celana panjang. Serta uis atau kain khas Karo yang dipakai sebagai gonje(sarung), mahkota, selendang (uis nipes) dan benting (ikat pinggang). Sedangkan penari wanita seringkali mengenakan kebaya serta sekian banyak macam uis yang dikenakan sebagai abit (kain panjang bawah), tudung (penutup kepala) dan selendang.
Perkembangan Tari Piso Surit
Dalam perkembangannya, Tari Piso Surit masih terus dilestarikan dan dikembangkan sampai sekarang. Berbagai kreasi dan variasi pun sering dilaksanakan sebagai pengembangan Tari Piso Surit ini supaya terlihat menarik, tetapi tidak menghilangkan karakteristik dan keasliannya. Tari Piso Surit ini pun masih sering diperlihatkan di sekian banyak acara adat laksana penyambutan tamu agung, pernikahan dan acara adat lainnya. Di samping itu, Tari Piso Surit ini pun sering diperlihatkan di sekian banyak acara kebiasaan seperti peragaan seni, festival kebiasaan dan promosi pariwisata.
Sekian pengenalan mengenai “Tari Piso Surit Tarian Tradisional Dari Sumatera Utara”. Semoga berfungsi dan meningkatkan pengetahuan kamu tentang kesenian tradisional di Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar