About

Rabu, 03 April 2019

Kebudayaan Indonesia Tradisi Peusijuek kebiasaan masyarakat Aceh

Tradisi satu ini adalahsalah satu ritual yang sering dilaksanakan di nyaris semua pekerjaan adat masyarakat Aceh. Namanya ialah Tradisi Peusijuek.


Apakah tradisi Peusijuek itu?

Peusijuek ialah salah satu ritual atau prosesi adat dalam kebiasaan masyarakat Aceh. Tradisi ini seringkali dilakukan guna memohon keselamatan, ketentraman, dan kebahagiaan dalam kehidupan. Tradisi Peusijuek adalahsalah satu tradisi yang telah ada semenjak zaman dahulu, dan masih sering dilaksanakan hingga sekarang. Tradisi ini seringkali sering dilaksanakan di nyaris semua pekerjaan adat masyarakat Aceh, laksana pernikahan adat, perayaan adat, syukuran dan upacara adat lain-lain.

Asal Usul Tradisi Peusijuek

Tradisi Peusijuek ini adalahsalah satu tradisi lama masyarakat Aceh. Berdasarkan keterangan dari sejarahnya, Tradisi Peusijuek ini adalahsalah satu peninggalan kebudayaan Hindu. Kebudayaan Hindu di Aceh sendiri diakibatkan karena hubungan antara Aceh dan India di masa lampau, sampai-sampai secara tidak langsung kebiasaan Hindu yang dibawanya mulai memprovokasi kebudayaan masyarakat Aceh. Salah satunya ialah dengan adaya Tradisi Peusijuek ini. Kata “Peusijuek” sendiri dipungut dari kata “sijue’”, yang dalam bahasa Aceh berarti “dingin”. Sehingga bisa juga ditafsirkan mendinginkan atau menyejukan.

Pada saat tersebut upacara peusijuk yang dilakukan masih memakai mantra atau doa-doa tertentu. Namun sejak masuknya agama Islam di Aceh, tradisi itu kemudian diolah dengan memasukan bagian keIslaman didalamnya laksana doa-doa keselamatan, shalawat, doa-doa dalam doktrin Islam lainnya. Walaupun begitu prosesi pelakasanaan Peusijuek ini masih tetap dijaga hingga seperti format yang sekarang.

Fungsi Tradisi Peusijuek

Dalam kebiasaan masyarakat Aceh, tradisi Peusijuek pada dasarnya difungsikan guna memohon keselamatan, ketentraman, dan kebahagiaan dalam kehidupan. Namun faedah peusijeuk ini juga dipecah menjadi sejumlah jenis, di antaranya seperti, Peusijuek meulangga (saat perselisihan), Peusijuek pade bijeh (mulai menempatkan padi), Peusijuek lokasi tinggai (menghuni lokasi tinggal baru), Peusijuek peudong rumoh (membangun rumah), Peusijuek kaurubeuen (saat berkurban), Peusijuek kendaraan, Peusijuek naik haji, Peusijuek khitan, dan Peusijuek pernikahan.

Pelaksanaan Tradisi Peusijuek

Pelaksanaan ritual Peusijuek seringkali dilakukan oleh figur agama atau figur adat yang dituakan oleh masyarakat. Hal ini diwajibkan karena tradisi Peusijuek adalahritual yang dirasakan sakral, sampai-sampai untuk melakukannya mestilah orang yang paling memahami tentang doa-doa dan prosesi dalam ritual tersebut. Apa bila orang yang diPeusijuek ialah kaum laki-laki, seringkali adakan dilaksanakan oleh Teungku atau Ustadz. Sedangkan apa bila yang diPeusijuek ialah kaum perempuan, maka akan dilaksanakan oleh Ummi atau seorang perempuan yang dituakan oleh masyarakat.

Dalam pengamalan tradisi Peusijuek ini terdapat 3 urusan yang sangat penting, yaitu perlengkapan alat serta bahan peusijuek, gerakan, dan doa. Untuk perlengkapan dan bahan Peusijuek seringkali terdiri dari talam, bu leukat (ketan), u mirah (kelapa merah), breueh pade (beras), teupong taweue (tepung yang dibaur air), on sisikuek( sejenis daun cocor bebek), manek manoe (jenis daun-daunan), naleueng sambo (sejenis rumput), glok (tempat cuci tangan) dan sangee (tudung saji). Untuk masyarakat Aceh, masing-masing bahan Peusijuek ini mempunyai filosofi dan makna khusus di dalamnya.

Gambar : Perangkat Alat Dan Bahan Peusijuek
Gerakan memercikan peusijuk pun adalahsalah satu urusan yang paling penting, sebab sifatnya yang sakral sampai-sampai untuk melakukannya jangan salah. Gerakan tersebut seringkali dilakukan dari kiri ke kanan dan dari kanan ke kiri, serta sesekali juga dilaksanakan dengan gerakan menyilang. Gerakan dalam memercikan peusijuk ini tentunya pun mempunyai filosofi dan arti khusus di dalamnya.

Doa adalahunsur terpenting dalam tradisi ini, sebab inti dari upacara Peusijuek ialah memohon untuk tuhan supaya diberikan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan untuk yang menciptakan acara. Doa yang dipakai adalahdoa dalam doktrin agama Islam yang sering dipakai dalam tradisi Peusijuek. Oleh sebab itulah yang mengerjakan upacara itu harus figur agama atau adat yang telah paham dan diandalkan  oleh masyarakat.

Makna Tradisi Peusijuek

Sebagai di antara warisan budaya, tradisi Peusijuek paling kaya bakal nilai-nilai dan arti khusus di dalamnya. Untuk masyarakat Aceh, tradisi Peusijuek dimaknai sebagai ungkapan rasa syukur untuk Tuhan atas segala nikmat dan kebahagaiaan yang diserahkan kepada mereka. Selain tersebut tradisi ini pun sekaligus menjadi permohonan serta harapan supaya selalu mendapat  keselamatan, keberkahan dan kesejahteraan.

Perkembangan Tradisi Peusijuek

Dalam perkembangannya, tradisi Peusijuek masih terus dilestarikan dan dijaga hingga sekarang. Tradisi ini masih sering dilaksanakan di sekian banyak  acara adat laksana pernikahan, selamatan, perayaan dan acara adat Aceh lainnya. Walaupun ada sejumlah orang memandang tradisi peusijuk ini nyaris serupa dengan tradisi agama Hindu, tetapi dalam segi cara, isi dan tujuannya sangat bertolak belakang berbeda.

Masyarakat Aceh percaya, bahwa tradisi Peusijuek ini adalahhasil kearifan kebiasaan local yang diajarkan nenek moyang mereka. Dimana kebiasaan dan agama mesti dijalankan secara bersebelahan dengan segala kebajikan yang terdapat di dalamnya. Sehingga yang mesti hormati dan dipertahankan keberadaannya.

Sekian pengenalan mengenai “Tradisi Peusijuek Dalam Budaya Masyarakat Aceh”. Semoga berfungsi dan meningkatkan pengetahuan kamu tentang tradisi dan kebiasaan masyarakat di Indonesia.


0 komentar:

Posting Komentar